Awal bulan kedua tiap tahun euforia "pink" selalu mendominasi interior di mall, majalah, tabloid dan semua jenis media. Katanya seh sebagai peringatan hari valentin. Dan yang menjadi kado spesial perayaan itu adalah bunga atau coklat. Menurut penelitian zat yang terkandung dalam coklat memberi efek menenangkan, meredam stress ....... so berarti hari valentine itu hari stress dong......
Ini mah persepsi bunda , tentang apa hari valentine terserah kamu deh ........Yang ini tentang Dimas, teman bunda.
Di lihat dari raut muka menarik, kata orang seh ......., punya hobi fotografi. Apa aja yang di lihat bagi Dimas adalah indah, cantik. Bagi bunda dan mungkin sebagian banyak orang cantik itu serupa Dian Sastro, rumah yang megah , pamandangan alam yang bersih dan alami. Tapi bagi Dimas itu tak berlaku........ dia bisa saja ngambil obyek nenek yang sudah renta di gubuknya untuk di jadikan obyek jepretannya. Lain hari dia memotret sepasang sandal jepit usang di depan mesjid yang tertinggal ........ barangkali jemaah pemakai sandal itu ketika pulang bawa sandal yang lebih bagus....... pikir dia.
Suatu saat pula Dimas mesti bersentuhan dengan obyek yang benar-benar manis. Cantik dengan bodi yang selalu kena treatment ...., atau lain waktu Dimas mesti ke gunung untuk memperoleh angel yang benar-benar perfek . Dengan obyek yang begitu "indah" pula Dimas larut dalam hobinya itu. Rupanya masalah ini menjadikan awal perseteruan Dimas dengan soulmatenya. Miss comunication, selalu berprasangka, merasa saling tak memperhatikan lagi, tak saling menghargai ....... akhirnya ego masing-masing yang di kedepankan....... dan akhirnya jurang terbentang di antara keduanya.
Bagi Dimas hobi adalah bagian dari hidup dia dimana Dimas merasa enjoy meng ekspresikan obyek seni yang di lihatnya ....... meski itu pose wanita yang "aneh" . Tetapi bagi sebagian orang lain apakah menganggap itu seni .......... ?
Tetapi dengan perpisahan itu ternyata ada "sesuatu" yang hilang dalam relung hati Dimas, yang coba hilangkan dengan bekerja, makin tenggelam dalam hobi dan mencoba menggantikannya dengan sosok yang lain. Tapi Dimas tak dapat membohongi hatinya sendiri . Di perbudak cinta..........? Entahlah .....
Hidup ini hanyalah plus minus, setiap kelebihan ada pula kekurangannya dan itu adalah manusiawi , kita bukan malaikat. Pilihan terbaik adalah mengikuti kata hati dengan tetap menyadari bahwa tak ada yang sempurna.
Dengan kerendahan hatinya Dimas n soulmate akhirnya menyadari kekeliruan masing-masing untuk saling memafkan, merajut kebersamaan...... dan itu terasa lebih indah.
Cinta , kasih sayang memang seharusnya setiap detik, setiap menit setiap saat kita terbarkan........ agar damai hatimu, karena itulah hakekat kebesaran Illahi.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar